Jangan marah ya kalo gak suka tokoh-nya. Karna ini di kocok. Dan gak ada pilih kasih sama sekali. Kocokan-nya jujur kok. Okeoke ?!?!?! Eh iya sori ya kalo gak ada kata "kak-nya" misal-nya Kak Fani--> Fani aja ya biar nyantai... Okeoke ?!?!?!
Ella (peran utama) : Chika gede
Ibu Ella : Fani
Bapak kandung Ella : Armi
Ibu Tiri (Javotte) : Kenken
Saudara tiri Ella (Gertrude) : Nilam
Saudara tiri Ella 2 (Hortense) : Dea Denanda
Pangeran : Eggy
Ibu Peri : Qiudy
Ayah Pangeran : Armi
Ibu Pangeran : Maura
Tikus 1 : Keke
Tikus 2 : Faiz
Tikus 3 : Saskia
Tikus 4 : Sabina
Tikus 5 : Daffa
Tikus 6 : Rara
Tikus yang paling besar : David
Dahulu kala, ada seorang gadis bernama Ella (Chika). Suatu ketika, ibunya (Fani) jatuh sakit. Ia merasa ajalnya sudah dekat. Maka, dipanggilnya Ella (Chika). "Ella (Chika), aku akan meninggalkan kamu untuk selamanya,"bisiknya dengan suara lemah. "Tetapi, aku akan selalu menjagamu bagaikan seekor burung merpati tang hinggap di pundakmu."
Setelah ibu (Fani) itu meninggal, ayah (Armi) Ella (Chika), seorang nahkoda kapal samudra, menikah lagi dengan seorang janda bernama Javotte (Kenken). Ia wanita yang yang kejam. Ankannya dua, semua perempuan, bernama Gertrude (Nilam) dan Hortense (Dea Denanda). Keduanya sangat manja dan mementingkan diri sendiri.
Kedua gadis itu serta ibunya iri terhadap sikap manis dan kecantikan Ella (Chika). Diambilnya semua gaun indah Ella (Chika) dan disuruhnya gadis itu bekerja sebagai pembantu.
Sepanjang hari ia memasak dan mengepel. Pada malam hari ia harus tidur beralaskan tikar jerami yang penuh abu di dekat tungku. Mereka memanggilnya Cinderella, artinya Ella (Chika) si abu. Oa juga dikenal dengan nama putri abu. "Cinderella, ambilkan sarapanku!" teriak Hortense (Dea Denanda).
"Abu, semir sepatuku!" perintah Gertrude (Nilam)
Ella (Chika) tidak pernah mengeluh. Bahkan kepada ayahnya, yang pulang beberapa hari setiap tahun, ia tidak bercerita apa-apa.
Pada suatu hari, keluarga utu menerima undngan pesta dansa di istana Raja (Eggy). Sang putra mahkota (Eggy) sedang mencari calon istri! " Aku yakon Pangeran akan memilihku," kata Hortense (Dea Denanda).
"Kamu? Kamu terlalu jelek!" teriak Gertrude (Nilam). Dan kedua gadis itu bertengkar ramai sampai ibu mereka datang melerai. Cinderella (Chika) harus bekerja keras. Ia harus menyiapkan segala sesuatu untuk kakak keduanya. Ia menyrtrika pakaian mereka dan menyisir rambut mereka. Ia menggilapkan perhiasan emas dan merapihkan penghias rambut mereka, Dengan suara lirih Cinderella (Chika) bertanya, apakah aku boleh datang juga? Kedua kakaknya hanya tertawa terpelingkal.
Ibu tirinya (Kenken) diam saja.Tanpa berkata sepatah pun, ia pergi ke dapur. Diambilnya sebuah katong besar berisi kacang. Ditumpahkannya isi kantong itu sehingga berserakan di abu dekat tungku perapian. "Cinderella (Chika), kau boleh saja datang," kata wanita itu. "Tetapi, pungutlah dahulu semua kacang abu ini."
Ketika ibunya (Kenken) keluar dari dapur, Cinderella (Chika) berlari cepat ke jendela. Ia memanggil temannya, burung-burung yang setiap hari diberinya makanan. Dalam waktu singkat, burung-burung yang sayang kepada gadis itu beramai-ramai memungut semua kacang sampai butir terakhir/
Cepat-cepat Cinderella (Chika) memperlihatkan kacang yang telah terkumpul kepada ibu tirinya (Kenken). "Masa bodo dengan kacang itu," kata wanita itu. "Pokoknya, kamu tidak boleh ikut. Kamu kotor dan compang-camping. Temaptmu di dekat tungku, bukan di pesta bersama wanita-wanita cantik yang berpakaian sutra."
Sesudah berkata begitu, tanpa mempedulikan perasaan anak tirinya, wanita itu mengajak putri-putrinya masuk kereta untuk cepat-cepat pergi ke istana. Tinggalah Cinderella (Chika) seoramg diri. Ia menangis di depan tungku.
Tiba-tiba, dalam pusaran cahaya biru, muncullah Peeri (Qiudy) menghampiri gadis itu. "Jangan menangis, Cinderella (Chika)," katanya. "Engkau akan berada juga di pesta itu, apa pun kata orang. Sekarang, pergilah cepat ke kebun. Bawalah kemari labu kuning, enam tikus kecil (Keke, Faiz, Saskia, Sabina, Daffa, Rara) dan seekor tikus besar yang gemuk (David)".
Cinderella (Chika) segaera mendapatkan semua yang diminta.
Setelah semuanya siap, ibu peri (Qiudy) mengatakan. "Pada saat tenga malam, kamu harus meninggalkan tempat pedta. Begitu jam istana selesai berdentang 12 malam, mantranya akan berakhir. Cinderella (Chika) pun menyanggupinya.Tibalah Cinderella (Chika) di istana. Semua tamu yang diundang terpesona melihat kecantikan Cinderella (Chika).
Malam itu, pangeran (Eggy) hanya berdanda dengan Cinderella (Chika). Pangeran (Eggy) sudah cinta setengah mati dengan Cinderella (Chika).
Jam istana oun berbunyi menandakan jam 12 malam. Cinderella (Chika) lupa akan janjinya dan langsung menuju ke bawah. Dan berpakaian compang-camping lagi.
Keesokan harinya, atas persetukuan Ibunda (Maura) dan Ayahanda (Armi). Pangeran mencari Cinderella (Chika) dengan sepatunya yang tertinggal di Istana. Hampir seluruh warga kerajaan mencoba sepatu itu, tetapi tidak seorang pun yang pas memakai sepatu itu.
Sekarang tibalah pangeran (Eggy) di rumah Cinderella (Chika). Hortense (Dea Denanda) dan Gertrude (Nilam) mencobanya, tetapi mereka tidak pas dengan sepatu itu. "Bolehkan aku mencobanya?" tanya Cinderella (Chika) dengan sikap malu-malu. "Tentu saja," sahut pangeran. Ternyata sepatu itu pas sekali dengan kaki Cinderella (Chika).
Seminggu kemudian Cinderella (Chika) menikah dengan pangeran (Eggy). Dan hidup bahagia selamanya.
THE END...
THE END...
THE END...
THE END...
Kamis, 20 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar